Selasa, 27 Agustus 2013

MISI UMAT ALLAH .......1)

Salah satu gagasan yang paling menarik dan tidak terpikirkan dari buku Misi Umat Allah oleh Christopher J. H. Wright dengan Junathan Lunde sebagai editor umumnya ialah Bab 3 yang berbicara tentang “Umat yang Peduli dengan Ciptaan”. Meskipun bab ini masih sangat tergolong bab awal namun banyak hal yang benar-benar dibukakan. Walaupun bab-bab lain membuat saya lebih tercengang dan takjub namun bab ini membuka hal yang selama ini tidak terpikirkan saya sebelumnya. Kata ciptaan yang digunakan di dalamnya benar-benar tidak terduga.
Ketika kalimat pembukanya yang mengatakan bahwa, “Alkitab tidak dimulai dengan Kejadian 3 (kejatuhan manusia dalam dosa) dan ditutup dengan Wahyu 20 (kerajaan 1000 tahun) tetapi dimulai dengan penciptaan (Kejadian 1:1) dan ditutup dengan Wahyu 21:1 tentang adanya langit baru” tidak terlalu memberikan arti yang mendalam bagi saya. Namun setelah membaca lebih lanjut, ternyata banyak hal yang baru saya ketahui saat membaca bagian per bagian dan saya menikmatinya. Ketika Allah mengatakan di Kejadian 1-2 tentang TAKLUKKANLAH DAN BERKUASALAH; LAYANI DAN PELIHARA, maka saya berpikir, “Saya telah mengetahui itu! Tidak ada yang baru dengan kalimat itu”. Namun ketika Chirstoper menjelaskan lebih banyak lagi tentang arti dari perintah Allah yang pertama tersebut (Kej. 1: 28), saya kemudian bertanya pada diri saya sendiri, “Dengan cara apa saya bisa mentaati perintah Allah tersebut dalam kehidupan saya?”. Jawabannya ada di bagian akhir dari tulisan ini.
Ketika Allah menciptakan manusia (laki-laki dan perempuan) segambar denganNya (Imago Dei) dan diberikan kekuasaan untuk berkuasa atas ciptaanNya maka kita harus melakukan sesuai dengannya dengan cara meneladani tabiat dan nilai Allah sebagai Raja. Bercirikan hikmat, kuasa kebaikan, anugerah, belas kasihan, kesetiaan, kemurahan, perlindungan, keadilan dan kasih. Kita adalah pelayan ciptaan (Kej. 2:15) yang ditugaskan untuk mengerjakan dan memelihara. Mengerjakan = melayani dan memelihara = menjaga sesuatu agar tetap aman. Itulah yang harus dikerjakan manusia, melakukan keadilan alkitabiah dalam ciptaan non manusia dengan berkuasa atasnya dengan cara melayani dan memedulikannya.
Tujuan dari semua ciptaan ialah memuliakan dan menikmati Allah yang dirasakan secara bersama dengan makhluk ciptaan lainnya. Sebagai manusia, kita memuliakan Allah dengan semua yang merefleksikan Allah yang di dalam gambarNya kita diciptakan. Bukan hanya manusia, bahkan seluruh ciptaan juga telah memuji Allah (Lih. Mazmur 104:27-28). Hal yang bisa ditangkap dari nats ini ialah, “Ketika kita memelihara ciptaan, kita berbagi dengannya tujuan mulia untuk memuliakan Allah. Sebaliknya jika kita gagal, kita mengurangi kapasitas ciptaan dalam memuliakan Allah”. Kalimat yang begitu mendalam! Ketika kita gagal dalam menjaga ciptaanNya (tidak hanya menjaga manusia tapi juga hewan dan tumbuhan serta segala isi bumi yang sudah disediakan bagi kita) maka kita telah mengurangi kapasitas yang lain untuk menyembahNya. Menurut saya, kita telah mengambil bagian/mencuri sesuatu yang seharusnya dipunyai Allah sang Pencipta, Raja kita. Kita sebagai bagian dari ciptaan tidak layak dan tidak diperkenankan melakukan itu.
Mengapa Allah sangat menekankan untuk menjaga dan memelihara ciptaanNya yaiu bumi? Bumi telah banyak mengalami hal dalam hidup kita. Menyediakan kebutuhan kita dan hidup menderita bersama kita. Ketika Allah menghukum Adam dan Hawa, bumi turut mendapatkan bagian dari amarah Allah tersebut. Begitu juga ketika Allah menghukum Kain yang membunuh Habel adiknya, bumi juga dikenakan kutuk. Intinya terdapat hubungan antara bumu dan manusia yang sangat dekat yang diilustrasikan sbb:
Manusia serakah à bumi menderita, à artinya menghasilkan
Bumi menderita à manusia menderita, à membawa
Allah telah mengutus AnakNya untuk menebus dosa manusia, benarkah hanya itu misi yang diberikan Allah kepada Yesus? Menyelamatkan orang berdosa (1 Tim 1:15)? Ternyata bukan hanya itu. Yesus Kristus memperdamaikan segala sesuatunya dengan salib (Kolose 1:15-23). Segala sesuatunya berarti tidak hanya manusia bukan? Hal ini lah yang membuka pemikiran saya yang sangat besar. Ternyata Allah tidak hanya menyiapkan manusia agar berelasi kembali denganNya tetapi seluruh ciptaanNya juga turut diperdamaikan. Sehingga pemikiran saya tentang mencapai surga ialah dengan bermisi terhadap sesama, gereja dan dunia, selalu berada dalam lingkup manusia yang saya perhitungkan. Ternyata perlu ada misi ekologis yang harus aku pandang sebagai landasan untuk bermisi yang sesungguhnya.
Inti yang bisa saya ambil dari bab ini ialah: Alam adalah bagian dari ciptaan yang juga memiliki tujuan untuk memuliakan Allah dan saya (manusia) ditunjuk oleh sang Penciptanya sendiri untuk mengerjakan dan memelihara mereka (alam). Dan karena saya (manusia) diciptakan seturut dengan gambar sang Pencipta tersebut maka saya harus melaksanakan tugas saya itu sesuai dengan cara sang Pencipta yaitu Allah lakukan. Jika saya tidak melakukan tugas saya dengan baik maka saya telah mengurangi kapasitas mereka (alam) dalam memuliakan Allah dan itu seharusnya tidak dapat dilakukan karena saya dan alam memiliki kewajiban yang sama dalam Memuliakan DIA. Hal ini sangat membuka pemikiran saya untuk berfikir ulang tentang misi hidup yang harus saya pilih karena tidak hanya memikirkan manusia lagi sebagai ladang misi utama namun juga memikirkan bumi dengan segala isinya. J


RELATIONSHIP

SCENE 3 th (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) A.  SMS-AN/ CHAT Cewe : Aku kangen nih sama kamu sayang. Huhu  Kapan ya...