GLOBALISASI
MENJADI MOMOK
BAGI NEGARA
INDONESIA
Oleh : Fransisca Situmorang
A. PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi dunia yang begitu
pesat telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan dan mempertajam
persaingan diantara mereka sehingga membuat semakin rumitnya strategi
pembangunan yang mengandalkan ekspor di satu pihak. Dilain pihak ini menjadi
suatu tantangan namun juga sebagai kendala untuk mengatasi.
Perekonomian dunia mengalami perubahan sejak 1970-an hingga tahun 2000-an yang
bersifat mendasar atau struktural dan mempunyai kecenderungan jangka panjang
atau konjungtural dan lebih dikenal dengan globalisasi.
Gejala globalisasi terjadi dalam kegiatan finansial, produksi, investasi,
dan perdagangan yang kemudian mempengaruhi tata hubungan ekonmi antar bangsa di
seluruh dunia. Proses globalisasi telah meningkatkan kadar hubungan saling
ketergantungan antarnegara, bahkan menimbulkan proses menyatunya ekonomi dunia
sehingga batas-batas antar negara dalam berbagai praktik dunia usaha/ bisnis
seakan-akan dianggap tidak berlaku lagi. Semuanya terlihat lebih transparan dan
menjadikan dunia seperti Global village.
Globalisasi
memberikan banyak manfaat dan juga kerugian. Hal itu tergantung dari sikap atau
cara dari setiap negara untuk menghadapi globalisasi tersebut. Tidak terkecuali
dengan bangsa Indonesia sendiri mendapat dampak negatif dan positif dari
globalisasi. Sebagai negara berkembang, Indonesia sangat membutuhkan bantuan
dari negara-negara maju yang untuk bisa lebih berkembang dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Tetapi yang menjadi masalahnya adalah
ketika globalisasi itu terjadi dan batas-batas teritorial tidak lagi menjadi
masalah dalam melakukan aktivitas internasional, sanggupkah Indonesia
menghadapinya? Dampak globalisasi yang manakah akan diterima bangsa ini? Cara
menyikapi globalisasi akan menunjukkan dampak apa yang akan didapat bangsa
Indonesia.
B. PEMBAHASAN
Salah
satu efek akibat adanya transparansi dari setiap aspek kegiatan yang
ditimbulkan globalisasi ialah perdagangan bebas. Barang-barang luar negeri akan dengan sangat mudah
masuk ke dalam suatu negara (tidak ada intervensi negara dalam pasar karena
pasar sudah ter-integrasi kedalam pasar global). Efek
lanjutan yang ditimbulkan adalah adanya dominasi global atas Negara-negara
Selatan (khususnya) seperti Indonesia pada sistem ekonomi, politik, dan budaya.
Negara-negara Utara atau negara di Eropa dan Amerika sebagai Negara pemberi
utang. Investasi dari negara-negara maju (utara) tidak akan terhambat oleh
tarif dan non tarif ekspor impor komoditas perdagangan dan ini terbukti sangat
efisien karena hal ini merupakan keuntungan yang sangat besar bagi negara
tersebut. Namun lain halnya efek yang ditimbulkan di negara berkembang. Masuknya
barang-barang dari negara maju, pada tingkat tertentu akan menyaingi dan bahkan
mematikan produksi barang-barang dari negara berkembang yang notabene masih
diproduksi secara tradisional dengan manajemen yang sederhana. Tidak terkecuali
di negara Indonesia sendiri, barang yang berasal dari negara Indonesia akan
dihargai murah di negara-negara maju meskipun kualitasnya tidak jauh berbeda.
Akibatnya barang dari negara maju akan tetap menguasai pasar sedangkan negara-negara
berkembang hanya bisa mengekor dari belakang dan mendapatkan keuntungan yang sangat
sedikit bahkan lebih parahnya lagi adalah barang yang dijual tidak mendapat
tempat di pasar dan akhirnya mengalami kerugian.
Hambatan bagi negara berkembang untuk
memasarkan produk-produknya di pasar Internasional tidak hanya itu saja.
Berbagai macam standarisasi diperkenalkan oleh negara maju lewat ISO, misalnya.
Artinya, komoditas perdagangan produk negara berkembang yang ingin masuk
pasar-pasar negara maju harus memenuhi aturan-aturan (mereka) yang telah
ditetapkan. Itu semua dilakukan negara maju untuk memproteksi negara maju, agar
produk-produk negara berkembang tidak dengan mudahnya menyaingi produk-produk
negara maju. Sungguh ironis bukan?
a.
Dampak
Positif Perubahan Arus Globalisasi Di Indonesia
Dampak positif
globalisasi ekonomi ialah semakin mudahnya diperoleh barang impor yang
dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia, alih teknologi
juga bisa terbuka sangat lebar, aspek meningkatnya kegiatan
pariwisata sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus
menjadi ajang promosi produk Indonesia ke dunia internasional.
b.
Dampak
Negatif Perubahan Arus Globalisasi Khususnya di Indonesia
-
Menggeser Pola Hidup Masyarakat.
Beralihnya dari agraris tradisional
menjadi masyarakat industri modern. Sehingga terjadi peralihan dari hidup yang
berasaskan kebersamaan menjadi menjadi individualis, kepemimpinan formal ke
kepemimpinan kecakapan atau profesional.
-
Pertumbuhan
ekonomi
Setiap bangsa atau negara hanya
memperhatikan dan berjuang untuk keuntungannya sendiri-sendiri, menyesuaikan
dengan globalisasi yang bergerak kesana kemari ke berbagai arah. Akibatnya
timbul kecenderungan sikap kurang memperhatikan negara lain (individualistik).
-
Kerusakan Lingkungan
Masuknya modal
tanpa batas, perusahaan pertambangan asing akan berlomba untuk mengeksploitasi
alam Indonesia. Masuknya perusahaan tambang asing maka pencemaran lingkungan
pasti tidak akan bisa dihindarkan. Kebijakan pemerintah mengizinkan operasi
pertambangan pada kawasan hutan lindung dan konservasi, sudah pasti akan
mempercepat lenyapnya hutan Indonesia. Saat ini saja terdapat 150 perusahaan
yang telah mengantongi izin Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral untuk
membuka tambang.
-
Kemiskinan
Masalah terbesar yang dihadapi
Indonesia ialah kemiskinan. Biasanya masalah kemiskinan ini menimpa negara
berkembang lainnya juga dimana negara berkembang gagal bersaing dalam pentas
globalisasi ekonomi karena kurangnya sumber modal dibandingkan negara maju yang
telah matang secara modal. Dapat dikatakan globalisasi ekonomi hanya
menguntungkan negara-negara maju yang matang secara modal ekonomi dan merugikan
negara berkembang yang tidak siap dalam bersaing, sehingga menciptakan jurang
yang semakin lebar antara negara kaya dan miskin.
Kenyataan yang terjadi pada saat ini
dihampir seluruh belahan dunia bahwa globalisasi khususnya dalam bidang ekonomi
hanya menguntungkan bagi negara maju dan menjadi momok yang menakutkan bagi
pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara berkembang seperti di Indonesia.
Pada kenyataannya globalisasi mampu mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi suatu
negara dengan semakin meningkatnya kreatifitas suatu negara dalam menghasilkan
suatu produk. Juga globalisasi dapat meningkatkan tingkat efisiensi suatu
negara sehingga dapat mendorong tingkat pertumbuhan ekonominya. Tetapi itu
hanya bagi negara yang benar-benar siap menghadapinya.
Salah satu kesalahan terbesar yang
dilakukan Indonesia adalah dengan menerima bantuan yang diberikan Bank Dunia
dimana bangsa ini sendiri merupakan termasuk penerima bantuan Bank Dunia
terbesar diantara negara-negara berkembang. Akibatnya Indonesia hanya akan
menjadi tunggangan Bank Dunia oleh
kepentingan-kepentingan negara maju dan wajib melunasi hutang-hutang yang
dipinjam dari negara pemberi utang sesuai dengan keinginan mereka. Pinjaman
Bank Dunia ini dipakai untuk membiayai sektor sangat luas mulai dari pertanian,
pendidikan/pelatihan, kependudukan, kesehatan dan program nutrisi dan transportasi
, sumber daya/listrik, gas, telekomunikasi dan bidang keuangan dan bantuan
khusus untuk strukturisasi ekonomi. Sayangnya, kapababilitas daya saing yang
rendah dan ketidakmampuan Indonesia mengelola persaingan akan menimbulkan mimpi
buruk bagi perekonomian. Hal ini akan mendatangkan berbagai dampak negatif
globalisasi ekonomi seperti membanjirnya produk-produk negeri asing dan pada
akhirnya mematikan produksi dalam negeri, misalnya pabrik Nike yang berdiri begitu besar di Indonesia. Warga negara Indonesia
hanya akan menjadi tenaga kasar bergaji
murah sedangkan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan skill akan dikuasai orang
asing. Akibatnya lowongan pekerjaan yang sudah sempit semakin dipersempit atau
bahkan habis karena masuknya gelombang pekerja asing yang berusaha menanamkan
kukunya di Indonesia. Masuknya kemajuan teknologi di Indonesia selain
menguntungkan juga merugikan, karena Indonesia cenderung hanya dijadikan objek pasar saja. Contohnya yaitu produksi motor yang dikuasai
Jepang. Indonesia hanya pasar saja sedangkan keuntungan-keuntungan yang
diperoleh dari Indonesia akan dibawa ke Jepang dan hanya memperkaya bangsa
Jepang saja. Masyarakat Indonesia tetap miskin dan hanya menjadi objek
permainan dari globalisasi saja.
Masalah besar yang timbul setelah
Indonesia menggabungkan diri dengan globalisasi ialah bahwa bangsa Indonesia
akan terikat dan wajib ikut mengikuti ketentuan-ketentuan yang haris dibayar
atau dilaksanakan. Jika Indonesia memaksakan diri untuk keluar dari kancah
persaingan tersebut, maka kemungkinan produk-produk lokal akan disingkirkan
oleh produk luar negeri dan menjadikan negara ini sebagai negara konsumen. Jika hal itu terjadi maka efek domino terhadap
kondisi sosial-politik di Indonesia akan terjadi. Satu demi satu akan jatuh dan
mengalami kebangkrutan. Jika produk-produk Indonesia tidak bisa bersaing maka
perusahaan lokal yang ada akan mengalami kerugian dan tentunya PHK terhadap
karyawannya menjadi cara yang dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan.
C. KESIMPULAN
Dampak positif globalisasi bagi negara
Indonesia ialah semakin mudahnya diperoleh barang impor yang dibutuhkan
masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia, alih teknologi juga bisa
terbuka sangat lebar, aspek meningkatnya kegiatan pariwisata
sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang
promosi produk Indonesia ke dunia internasional. Sedangkan dampak negatif
anatara lain yaitu pola hidup masyarakat yang tergeser, pertumbuhan ekonomi
yang terpuruk, kerusakan lingkungan dan masalah yang paling besar ialah masalah
kemiskinan.
Berdasarkan penjelasan yang telah
dipaparkan maka dapat dikatakan bahwa dampak globalisasi sebagian besar adalah
negatif jika dibandingkan dengan dampak positifnya. Globalisasi hanya
menguntungkan negara-negara yang menanamkan modal/saham atau saja atau dengan
kata lain negara-negara maju. Sedangkan negara berkembang seperti Indonesia
hanya akan menjadi objek pasar saja tetap mengalami kemiskinan dan menjadi
bulan-bulanan dari globalisasi. Secara tidak
langsung globalisasi telah menciptakan suatu penjajahan terhadap negara-negara Dunia Ketiga dimana negara
berkembang daerah jajahan yang sumber
dayanya baik alam maupun manusianya digerus secara perlahan-lahan dan dibuat
menuruti keinginan dan kebutuhan dari sang penjajah.